Aku terlahir dengan lembar putih suci yang tak bernoktah sedikitpun. Fitrahnya memang seperti itu.
Lembar pertama bertajuk kelahiranku pun sudah jauh terlampaui. Lalu lembar-lembar berikutnya semakin penuh warna.
Kertas putihku sudah penuh noktah hitam dan coretan serta goresan kuning, biru, merah, ungu dan lainnya.
Hari demi hari, lembaranku semakin menipis. Jatah usiaku semakin sedikit. Dan semakin banyak yang terjadi padaku. Dari cerita kebahagiaan, kesedihan, kehilangan, kekecewaan, kebanggaan dan berjuta cerita lain.
Entah masih berapa cerita lagi yang harus ku lalui. Namun, tepat di titik dimana aku ingin bangkit dari segala keterpurukanku, selalu saja ada hal yang menarikku kembali jatuh.
Lagi, lagi dan lagi..
Bahkan saat aku menyebutnya sebagai titik nol dan untuk awal yang lebih baik lagi. Emosi dan egoisku mengubahnya menjadi nilai minus.
Jika Aku Harus Pergi. Sedang aku belum melakukan apa-apa dan mungkin tidak bisa melakukan apa-apa untuk bapak ibuku. Aku belum bisa membuat seseorang menangis bahagia karena apa yang sudah aku lakukan. Aku semakin menyia-nyiakan waktuku, sedangkan bilangan usia semakin berlari mendekati titik akhirku.
Beberapa malam ini berakhir dengan airmata dan sejuta penyesalan yang tak berujung. Aku tahu ini semua ada hikmahnya. Tapi aku buta. Aku belum bisa mengejanya.
Aku yakin semua yang terjadi seberat apapun itu berada jauh di bawah batas kemampuanku. Tapi setiap aku letih, aku merasa batas itu terasa tipis.
Dan jika saatnya nanti..
Jika Aku Harus Pergi. Izrail datang padaku, menjemputku.
Aku tak akan menyalahkannya. Aku tak akan pula menyalahkan siapa saja di sekitarku karena membuatku merasa sia-sia. Karena ini tanggung jawabku.
Aku tak akan menyalahkan siapapun jika di hari dimana aku dikuburkan, tak ada isak tangis kehilangan. Karena aku sadar aku bukan siapa-siapa dan tak memiliki apa-apa.
Yang ku bisa saat ini, hanya terus menerus bangkit bila terjatuh. Terus menerus mengoreksi diri. Terus menerus belajar membaca alasan di balik setiap ujian. Terus menerus mengusap airmata yang berlelehan dan menggantinya dengan senyum tawa.
Jika Aku Harus Pergi. Aku ingin setidaknya tanggung jawab yang ku pikul saat ini terselesaikan dengan indah. Surga ataupun neraka ku serahkan padaNYA yang berhak memilihkan.
SAHABAT adalah Hidup kita..tanpa mereka Kita bukan apapa", tanpa mereka Kita tak mampu melewati kerasnya hidup :)
tentang penulis ^-^

- Coretan KecilKu
- Haii sahabat DL :) Banggalah pada dirimu sendiri, Meski ada yang tak Menyukai. Kadang mereka membenci karena Mereka tak mampu menjadi seperti dirimu...ƪ(٥´▽`٥)ʃ SELAMAT MEMBACA :D. jangan lupa FOLLOW ya.Thanks
Minggu, 12 Februari 2012
Siapapun Kalian
mungkin aku bknlah sahabat yang baik
aku sering melalaikanmu
aku sering membuatmu merasa tersisih
mungkin selama ini banyak bicaraku yang pedih
aku sering tidak memahamimu
aku hanyalah manusia biasa
karena kekuranganku itu aku sering memanjatkan doa
semoga tuhan selalu melindungimu
karena siapapun kalian
kalian adalah sahabatku
aku sering melalaikanmu
aku sering membuatmu merasa tersisih
mungkin selama ini banyak bicaraku yang pedih
aku sering tidak memahamimu
aku hanyalah manusia biasa
karena kekuranganku itu aku sering memanjatkan doa
semoga tuhan selalu melindungimu
karena siapapun kalian
kalian adalah sahabatku
Arti Seorang Sahabat Sejati *News
Teman, sahabat... Beberapa tahun lalu, kita akan menemukan mereka dari aktivitas sosial secara langsung. Misalnya saja mereka tinggal sebagai tetangga, mereka teman sekolah, teman kuliah atau teman kerja. Tetapi sekarang, Anda bisa menemukan orang yang benar-benar asing masuk ke dalam daftar teman Anda. Coba buka akun jejaring sosial Anda, ada berapa banyak teman yang belum pernah bertatap muka langsung dengan Anda?
Tidak salah kok punya teman dari dunia maya, apalagi jika mereka punya hobi yang sama, punya pengalaman yang bisa dibagi, punya pengetahuan yang bisa bermanfaat. Banyak pertemanan dunia maya yang berakhir menjadi persahabatan sesungguhnya. Apakah mereka bisa menjadi sahabat sejati? Bisa iya, bisa tidak. Karena sahabat sejati dapat dijumpai di mana saja dan kapan saja.
Sebagai seorang perempuan, hidup tidak akan lengkap tanpa kehadiran seorang sahabat, terlebih lagi sahabat sejati yang bisa menjadi cermin siapa diri Anda. Masalahnya, dengan banyaknya kehadiran orang-orang baik dalam kehidupan Anda (baik dari pertemuan langsung atau dunia maya), ternyata tidak semua bisa menjadi sahabat sejati Anda. Apakah mereka hanya teman berbagi kesenangan dan pengetahuan belaka, atau bisa menjadi soulmate Anda?
Sahabat Sejati...
Mengatakan yang Sesungguhnya
Sahabat sejati tidak akan sungkan mengatakan, "Berat badan kamu naik ya?" atau "Ada cabai di gigi kamu, bersihin dong!" Mengapa? Karena mereka melakukan itu tidak lebih untuk kebaikan Anda sendiri. Tidak jarang mereka menjadi alarm yang tidak berhenti memperingatkan Anda bahwa pria yang Anda sukai sebenarnya pria yang tidak baik dan tidak pantas untuk Anda.
Jengkel? Jangan lagi. Mereka tidak sedang menjatuhkan Anda. Mereka mengatakan hal yang sesungguhnya sekalipun terkesan menyakitkan du hati Anda. Mereka mengatakan sesuatu yang terkesan 'dingin' tetapi mereka melakukan itu untuk menunjukkan kepedulian yang sangat besar bagi Anda. Lebih baik sahabat sendiri yang mengatakan ada cabai di gigi Anda ketimbang Anda keliling kota dengan cabai terselip di antara gigi tanpa sadar. Iya bukan?
Sahabat Sejati...
Mengantar Anda Menggapai Impian
Sekalipun mereka mengatakan hal-hal kebenaran tentang Anda, mereka tidak akan menghakimi atau mengkritik Anda. Mereka adalah pemberi saran terbaik, sekaligus rekan paling gila yang bisa membuat Anda tidak sungkan mengatakan apa sebenarnya impian Anda, apa yang sebenarnya yang Anda cari dalam hidup Anda (seringkali hal ini bahkan tidak diketahui orang tua Anda sendiri).
Bersama mereka, Anda bisa mendapat motivasi dan dorongan yang kuat untuk menggapai impian Anda. Anda juga demikian, menjadi penopang impian sahabat Anda. Saling mendukung, saling percaya dan saling mengingatkan, tanpa sikap menghakimi. Mereka bisa menjadi kotak untuk menampung impian Anda, sekaligus tempat mencurahkan air mata saat impian Anda tak tercapai dan melambung terlalu tinggi untuk diraih.
Sahabat Sejati...
Tidak Meminta Imbalan Apapun
Mungkin Anda pernah saling meminjam barang atau uang pada sahabat Anda, ini wajar. Tetapi di luar itu semua, seorang sahabat tidak mengharap apapun dari Anda. Tidak mengharap Anda akan memberikan sesuatu dalam bentuk materi atau keuntungan lain. Mereka hanya ingin berbagi bersama Anda dan saling menopang. Tidak ada imbalan yang akan mereka minta sebagai bentuk balas jasa.
Sekalipun Anda dalam kondisi susah, melarat, jatuh miskin dan tidak memiliki apapun, mereka akan ada di samping Anda, masih menjadi sahabat yang sama baiknya seperti pada saat Anda sukses dan bahagia. Mereka selalu membagi energi, pikiran, waktu, tenaga dan berbagai hal lain untuk Anda. Tidak mudah melakukan semua itu tanpa imbalan, mereka adalah harta yang harus Anda jaga.
Sahabat Sejati...
Tidak Akan Mengubah Anda
Mereka menerima apapun diri Anda, apapun pemikiran Anda dan mereka tidak akan meminta Anda untuk berubah menjadi orang lain. Mungkin mereka akan mengingatkan Anda bila terlalu banyak mengonsumsi makanan tak sehat dan masih merokok, tetapi mereka melakukan itu untuk kebaikan Anda. Mereka mungkin mengingatkan Anda untuk tidak berteriak kurang ajar pada seorang supir taksi, tetapi sekali lagi, mereka melakukannya untuk kebaikan Anda.
Jika Anda tidak suka dengan pilihan film kesukaannya, mereka tidak akan memaksa Anda untuk menonton film tersebut. Jika Anda tidak suka rumah makan kesukaan mereka, mereka akan lebih memilih mengunjungi rumah makan itu seorang diri tanpa mengajak Anda, karena mereka tahu bahwa Anda tidak suka. Mereka menghormati Anda, keputusan Anda dan hal-hal yang tidak Anda suka. As simple as that.
Sahabat Sejati...
Mau Mendengarkan Anda
Banyak orang yang tampak mendengarkan Anda dan bersimpati, tetapi hanya itu saja, kemudian mereka berlalu. Tetapi seorang sahabat tidak melakukannya, mereka mendengar apapun yang Anda katakan, bahkan bila membutuhkan waktu berjam-jam. Saat Anda mencurahkan hati dan pemikiran Anda, mereka benar-benar mendengarkan Anda. Melihat mimik wajah Anda, menggali apa yang sedang Anda rasakan dan mereka selalu tahu saat Anda berbohong.
Sangat sedikit orang yang mau mendengarkan Anda hingga mendalam, ini bukan pekerjaan mudah. Karena lebih banyak orang yang akan menghakimi dan mengkritik Anda, itu lebih mudah daripada mendengarkan. Sahabat Anda akan selalu mendengarkan Anda tanpa kritik. Karena itu, Anda lebih membutuhkan satu orang sahabat sejati yang mau mendengarkan Anda dibandingkan hanya bersenang-senang dan terlihat cool dengan beberapa orang, tetapi sebenarnya Anda kesepian.
Tidak salah kok punya teman dari dunia maya, apalagi jika mereka punya hobi yang sama, punya pengalaman yang bisa dibagi, punya pengetahuan yang bisa bermanfaat. Banyak pertemanan dunia maya yang berakhir menjadi persahabatan sesungguhnya. Apakah mereka bisa menjadi sahabat sejati? Bisa iya, bisa tidak. Karena sahabat sejati dapat dijumpai di mana saja dan kapan saja.
Sebagai seorang perempuan, hidup tidak akan lengkap tanpa kehadiran seorang sahabat, terlebih lagi sahabat sejati yang bisa menjadi cermin siapa diri Anda. Masalahnya, dengan banyaknya kehadiran orang-orang baik dalam kehidupan Anda (baik dari pertemuan langsung atau dunia maya), ternyata tidak semua bisa menjadi sahabat sejati Anda. Apakah mereka hanya teman berbagi kesenangan dan pengetahuan belaka, atau bisa menjadi soulmate Anda?
Sahabat Sejati...
Mengatakan yang Sesungguhnya
Sahabat sejati tidak akan sungkan mengatakan, "Berat badan kamu naik ya?" atau "Ada cabai di gigi kamu, bersihin dong!" Mengapa? Karena mereka melakukan itu tidak lebih untuk kebaikan Anda sendiri. Tidak jarang mereka menjadi alarm yang tidak berhenti memperingatkan Anda bahwa pria yang Anda sukai sebenarnya pria yang tidak baik dan tidak pantas untuk Anda.
Jengkel? Jangan lagi. Mereka tidak sedang menjatuhkan Anda. Mereka mengatakan hal yang sesungguhnya sekalipun terkesan menyakitkan du hati Anda. Mereka mengatakan sesuatu yang terkesan 'dingin' tetapi mereka melakukan itu untuk menunjukkan kepedulian yang sangat besar bagi Anda. Lebih baik sahabat sendiri yang mengatakan ada cabai di gigi Anda ketimbang Anda keliling kota dengan cabai terselip di antara gigi tanpa sadar. Iya bukan?
Sahabat Sejati...
Mengantar Anda Menggapai Impian
Sekalipun mereka mengatakan hal-hal kebenaran tentang Anda, mereka tidak akan menghakimi atau mengkritik Anda. Mereka adalah pemberi saran terbaik, sekaligus rekan paling gila yang bisa membuat Anda tidak sungkan mengatakan apa sebenarnya impian Anda, apa yang sebenarnya yang Anda cari dalam hidup Anda (seringkali hal ini bahkan tidak diketahui orang tua Anda sendiri).
Bersama mereka, Anda bisa mendapat motivasi dan dorongan yang kuat untuk menggapai impian Anda. Anda juga demikian, menjadi penopang impian sahabat Anda. Saling mendukung, saling percaya dan saling mengingatkan, tanpa sikap menghakimi. Mereka bisa menjadi kotak untuk menampung impian Anda, sekaligus tempat mencurahkan air mata saat impian Anda tak tercapai dan melambung terlalu tinggi untuk diraih.
Sahabat Sejati...
Tidak Meminta Imbalan Apapun
Mungkin Anda pernah saling meminjam barang atau uang pada sahabat Anda, ini wajar. Tetapi di luar itu semua, seorang sahabat tidak mengharap apapun dari Anda. Tidak mengharap Anda akan memberikan sesuatu dalam bentuk materi atau keuntungan lain. Mereka hanya ingin berbagi bersama Anda dan saling menopang. Tidak ada imbalan yang akan mereka minta sebagai bentuk balas jasa.
Sekalipun Anda dalam kondisi susah, melarat, jatuh miskin dan tidak memiliki apapun, mereka akan ada di samping Anda, masih menjadi sahabat yang sama baiknya seperti pada saat Anda sukses dan bahagia. Mereka selalu membagi energi, pikiran, waktu, tenaga dan berbagai hal lain untuk Anda. Tidak mudah melakukan semua itu tanpa imbalan, mereka adalah harta yang harus Anda jaga.
Sahabat Sejati...
Tidak Akan Mengubah Anda
Mereka menerima apapun diri Anda, apapun pemikiran Anda dan mereka tidak akan meminta Anda untuk berubah menjadi orang lain. Mungkin mereka akan mengingatkan Anda bila terlalu banyak mengonsumsi makanan tak sehat dan masih merokok, tetapi mereka melakukan itu untuk kebaikan Anda. Mereka mungkin mengingatkan Anda untuk tidak berteriak kurang ajar pada seorang supir taksi, tetapi sekali lagi, mereka melakukannya untuk kebaikan Anda.
Jika Anda tidak suka dengan pilihan film kesukaannya, mereka tidak akan memaksa Anda untuk menonton film tersebut. Jika Anda tidak suka rumah makan kesukaan mereka, mereka akan lebih memilih mengunjungi rumah makan itu seorang diri tanpa mengajak Anda, karena mereka tahu bahwa Anda tidak suka. Mereka menghormati Anda, keputusan Anda dan hal-hal yang tidak Anda suka. As simple as that.
Sahabat Sejati...
Mau Mendengarkan Anda
Banyak orang yang tampak mendengarkan Anda dan bersimpati, tetapi hanya itu saja, kemudian mereka berlalu. Tetapi seorang sahabat tidak melakukannya, mereka mendengar apapun yang Anda katakan, bahkan bila membutuhkan waktu berjam-jam. Saat Anda mencurahkan hati dan pemikiran Anda, mereka benar-benar mendengarkan Anda. Melihat mimik wajah Anda, menggali apa yang sedang Anda rasakan dan mereka selalu tahu saat Anda berbohong.
Sangat sedikit orang yang mau mendengarkan Anda hingga mendalam, ini bukan pekerjaan mudah. Karena lebih banyak orang yang akan menghakimi dan mengkritik Anda, itu lebih mudah daripada mendengarkan. Sahabat Anda akan selalu mendengarkan Anda tanpa kritik. Karena itu, Anda lebih membutuhkan satu orang sahabat sejati yang mau mendengarkan Anda dibandingkan hanya bersenang-senang dan terlihat cool dengan beberapa orang, tetapi sebenarnya Anda kesepian.
Sabtu, 11 Februari 2012
Tangis Dalam Persahabatan
Bumi terus berputar
dan waktu semakin panjang terlewati. mustahil tuk bisa kembali.
saat itu tiba,
kita mungkin tak bisa bersama lagi.
tidak bisa menjadi sahabat lagi.
alasannya hanya satu,”kita terlalu sama”
begitu egois dengan diri masing-masing.
Kau bilang,kau telah terlalu lama menahan sakit hati karenaku,
tapi bagaimana denganku,
Apa kau tidak memikirkan perasaanku?
sungguh…
Aku sudah benar-benar lelah,
menjalani persahabatan yang mungkin tak ada artinya bagimu.
…
untuk apa aku berjuang mempertahankan semuanya?
jika kau hanya berdiam diri,
sibuk dengan sakit hatimu sendiri,
dan tanpa kau sadari,
dirimu telah begitu menyakiti hatiku.
…
mungkin sudah banyak orang yang kau sakiti sebelum aku,
tapi kau tetap bertahan dengan egomu,
seolah semua baik-bsik saja karena ulahmu.
dan aku juga sulit lepas dari egoku,
sehingga itu memperjelas persamaan kita.
…
menurut yang aku baca,
“hubungan yang terjalin atas persamaan yang begitu kentara,tidak akan bertahan lama. Hanya butuh waktu sebentar untuk meruntuhnya.”
dan waktu itu telah menemukan kita.
bahkan sudah berulang kali.
…
Aku sudah berusaha untuk memperbauki hubungan kita,
dan ternyata aku tidak sanggup.
aku sudah terlalu toleran terhadap egoku,
sehingga membuat egomu menguasaiku,
dan itu memakan sebagian perasaanku.
…
aku hanyalah manusia biasa.
yang punya batas kemampuan dan kesabaran
sehingga tak mampu menolak apa yang telah digariskan.
…
jika kita diberi satu kesempatanlagi di kehidupan sesudah ini,
aku tak ‘kan mengorbankan perasaanku lagi.
Kurasa yang ini sudah cukup. Bahkan lebih.
sekarang,
tidak ada yang mau memahami, mengerti, dan mencoba mengalah.
dan waktu semakin panjang terlewati. mustahil tuk bisa kembali.
saat itu tiba,
kita mungkin tak bisa bersama lagi.
tidak bisa menjadi sahabat lagi.
alasannya hanya satu,”kita terlalu sama”
begitu egois dengan diri masing-masing.
Kau bilang,kau telah terlalu lama menahan sakit hati karenaku,
tapi bagaimana denganku,
Apa kau tidak memikirkan perasaanku?
sungguh…
Aku sudah benar-benar lelah,
menjalani persahabatan yang mungkin tak ada artinya bagimu.
…
untuk apa aku berjuang mempertahankan semuanya?
jika kau hanya berdiam diri,
sibuk dengan sakit hatimu sendiri,
dan tanpa kau sadari,
dirimu telah begitu menyakiti hatiku.
…
mungkin sudah banyak orang yang kau sakiti sebelum aku,
tapi kau tetap bertahan dengan egomu,
seolah semua baik-bsik saja karena ulahmu.
dan aku juga sulit lepas dari egoku,
sehingga itu memperjelas persamaan kita.
…
menurut yang aku baca,
“hubungan yang terjalin atas persamaan yang begitu kentara,tidak akan bertahan lama. Hanya butuh waktu sebentar untuk meruntuhnya.”
dan waktu itu telah menemukan kita.
bahkan sudah berulang kali.
…
Aku sudah berusaha untuk memperbauki hubungan kita,
dan ternyata aku tidak sanggup.
aku sudah terlalu toleran terhadap egoku,
sehingga membuat egomu menguasaiku,
dan itu memakan sebagian perasaanku.
…
aku hanyalah manusia biasa.
yang punya batas kemampuan dan kesabaran
sehingga tak mampu menolak apa yang telah digariskan.
…
jika kita diberi satu kesempatanlagi di kehidupan sesudah ini,
aku tak ‘kan mengorbankan perasaanku lagi.
Kurasa yang ini sudah cukup. Bahkan lebih.
sekarang,
tidak ada yang mau memahami, mengerti, dan mencoba mengalah.
Jika... *Diaryku
lupakan aku
jika memang kalian tak suka
lupakan aku
jika memang kalian tak menginginkan keberadaanku di tengah-tengah kalian
lupakan*semua yang pernah kita lalui
bila itu tak ada arti bagi kalian
lupakan semua kenangan
jika itu tak penting lagi
biarkan aku sendiri
biarkan aku disini
menghibur hati
lepaskan derita
mengenang semua
yang mungkin kalian tak pernah memikirkannya
biarlah air mata ini
jatuh bersama
dengan semua luka yang kurasa
biarlah air mata ini jatuh
bersama jeritan hati
pedih ini..
biar aku senndiri yang mengobati
entah sampai kapan aku bisa bertahan
dengan semua ujian yang saat ini sedang diberikan
oleh Tuhan
padaku...
Tuhan...
jika nanti aku tak bisa bertahan
jika nanti aku tak mampu berddiri
jika nanti aku tak sanggup
melewati ujianmu
ampuni aku Tuhan..
Tuhan..
Bolehkah aku pergi?
Bolehkah aku meninggalkan semua nya
aku Tak ingin
menjadi beban untuk orang" yang kusayang
Aku tak ingin mereka menangis sama sepertiku..
jika memang kalian tak suka
lupakan aku
jika memang kalian tak menginginkan keberadaanku di tengah-tengah kalian
lupakan*semua yang pernah kita lalui
bila itu tak ada arti bagi kalian
lupakan semua kenangan
jika itu tak penting lagi
biarkan aku sendiri
biarkan aku disini
menghibur hati
lepaskan derita
mengenang semua
yang mungkin kalian tak pernah memikirkannya
biarlah air mata ini
jatuh bersama
dengan semua luka yang kurasa
biarlah air mata ini jatuh
bersama jeritan hati
pedih ini..
biar aku senndiri yang mengobati
entah sampai kapan aku bisa bertahan
dengan semua ujian yang saat ini sedang diberikan
oleh Tuhan
padaku...
Tuhan...
jika nanti aku tak bisa bertahan
jika nanti aku tak mampu berddiri
jika nanti aku tak sanggup
melewati ujianmu
ampuni aku Tuhan..
Tuhan..
Bolehkah aku pergi?
Bolehkah aku meninggalkan semua nya
aku Tak ingin
menjadi beban untuk orang" yang kusayang
Aku tak ingin mereka menangis sama sepertiku..
Langganan:
Postingan (Atom)